Sebuah email menyapa penulis.
Isinya ungkapan terima kasih tentang sebuah buku berjudul ‘No Man No
Pain’, cara survive muslimah yang belum menemukan tambatan jiwa. Tapi
bukan pujian itu yang membuat hati ini berdesir. Pengakuan lugu dari
sang pengirim email yang menceritakan tentang pengalamannya berta’aruf
(kenalan serius untuk tujuan menikah), membuat hati ini tercenung.
Dia adalah seorang muslimah yang
berusaha kaffah mencari pendamping hidup melalui ajang ta’aruf tanpa
pacaran. Ketika biodata sudah saling dikirimkan, ternyata si ikhwan
memutuskan untuk menghentikan proses ta’aruf. Muslimah ini bertanya,
berusaha mengetahui penyebab si ikhwan mundur teratur. Siapa tahu tanpa
sengaja ia berbuat salah sehingga ke depan bisa berjaga-jaga untuk tidak
mengulang kesalahan yang sama.
Apa jawab sang ikhwan? Ternyata tidak
ada yang salah dengan si akhwat. Hanya saja si ikhwan mundur dari proses
ta’aruf setelah mengetahui foto di biodata bahwa akhwat tersebut
bertubuh gendut. Jujur jawaban si ikhwan. Sebuah kejujuran yang membuat
kita semua tergugu, sebegitu pentingkah bentuk fisik sehingga melalaikan
kualitas agama seseorang?
Akan terjadi pro dan kontra panjang bila
membahas hal ini. Tapi Rasul tercinta pernah memberi panduan bila kita
menghadapi dilemma akan sebuah masalah, maka seharusnyalah kita kembali
ke Al-Qur’an dan Sunnah. Dan dalam sunnahnya, Rasulullah bersabda bahwa
wanita itu dinikahi karena empat hal, yang pertama karena kecantikannya,
kedua karena hartaya, ketiga karena keturunannya, dan keempat karena
agamanya. Sangat disarankan untuk memilih agamanya bila laki-laki itu
mau beruntung.
Bentuk tubuh, adalah sesuatu yang fana.
Bentuk tubuh berkaitan dengan selera pula. Betapa banyak perempuan yang
dulunya langsing dan dipilih menjadi istri, setelah menikah dengan cepat
berubah menjadi tambun? Banyak faktor penyebabnya, bisa hamil,
menyusui, pengobatan, atau bahkan faktor genetik. Intinya, masa iya
istri yang dulunya langsing akan ditukar tambah karena berubah menjadi
gendut? Tentu tak semudah itu.
...Allah telah menyelamatkannya dari mendapat suami yang tidak pantas, yaitu sesosok pria pemuja fisik semata....
Email balasan yang dikirimkan adalah
sebuah ucapan selamat karena Allah telah menyelamatkannya dari mendapat
suami yang tidak pantas menjadi pendamping hidupnya. Ia berhak mendapat
seorang laki-laki yang jauh lebih baik daripada sesosok pemuja fisik
semata. Dan syukurlah, muslimah tersebut ternyata tidak perlu terlalu
lama terpuruk dalam kesedihan karena ta’aruf putus hanya sebab alasan
yang tidak syar’i.
Yakinlah, tak ada rencana Allah yang
sia-sia. Tak ada keburukan dari setiap kejadian yang menimpa kita.
Sebaliknya, selalu ada hikmah dan kebaikan di setiap jengkal peristiwa
meskipun sekilas mungkin saja terlihat begitu menyakitkan. Dan bagi
muslimah salihah, tak ada alasan bersedih hanya karena ta’aruf gagal.
Tetaplah tersenyum saudaraku, karena yang namanya laki-laki sejati itu,
dia akan mampu dan mau menerimamu apa adanya. Bersyukurlah engkau yang
terhindar dari mendapatkan seseorang yang sangat tidak pantas untuk
dinikahi. Jadi, mengapa bersedih?
Sumber : voa-islam.com
0 komentar:
Posting Komentar