Oleh: Badrul Tamam
Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah yang telah menjanjikan surga bagi hamba-hamba
yang taat kepada-Nya. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada
Rasulullah yang telah menjelaskan semua jalan ke surga dan menyuruh
umat untuk menempuhnya, juga kepada para keluarga dan sahabatnya.
Allah
telah menyiapkan surga bagi para hamba yang takwa. Kenikmatannya tak
ada bandingannya. Allah menggambarkannya sebagai kenikmatan yang tak
pernah dilihat mata, didengar telinga, dan terbersit dalam hati hamba.
Maka bayangan seseorang tentang kenikmatan surga tak akan pernah sama
persis dengan hakikatnya.
Sesungguhnya semua yang ada di dunia tidak akan bisa menyamai sedikit saja dari kenikmatan surga. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan,
مَوْضِعُ سَوْطٍ فِي الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Satu tempat di surga yang sebesar cambuk lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. al-Bukhari, Ibnu Majah, Ahmad dan lainnya dari Sahal Bin Sa’id al-Sa’idi)
وَاللَّهِ
مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ
إِصْبَعَهُ هَذِهِ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ
“Demi
Allah! Tidaklah dunia dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang
dari kalian yang memasukkah satu jarinya ke laut, -hendaknya dia
melihat, apa yang didapatkannya.” (HR. Muslim)
Maksudnya,
bahwa bila pendeknya waktu dunia dan kenikmatannya yang fana
dibandingkan dengan abadinya akhirat dan kenikmatannya, tidak lain
kecuali seperti air yang menempel pada jari tangan seseorang setelah
dicelupkan di laut dengan banyaknya air laut, sungguh tidak sebanding.
(Lihat Syarah Shahih Muslim milik Imam Nawawi)
Dalam riwayat Thabrani yang disebutkan Syaikh Wahid Abdul Salam Bali dalam Shifat al-Jannah, perhiasan penghuni surga yang paling rendah kualitasnya lebih baik daripada seluruh perhiasan penduduk surga.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga pernah menjelaskan tentang beberapa macam pahala yang akan diberikan kepada orang yang mati syahid, beliau bersabda; “Dikepalanya dipakaikan mahkota kebesaran yang mana satu mutiara Yakutnya lebih baik daripada dunia seisinya.” (HR. al-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Maka
siapa yang mengetahui keutamaan kenikmatan akhirat (surga) yang kekal
dan tidak akan punah dibandingkan kenikmatan dunia -seindah dan
sebanyak apapun itu- yang pasti akan hilang dan punah, maka dia tidak
akan mengutamakan yang fana atas yang abadi. “Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.” (QS. Al-Nahl: 96)
Orang
berakal pasti akan mengutamakan kebaikan akhiratnya dan menempuh jalan
yang bisa menghantarkan ke sana dengan tetap melaksanakan kebutuhan
materi dan dunianya. Allah Ta’ala berfirman,
وَابْتَغِ
فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ
الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ
الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash: 77)
Apa Amalan Ahli Surga?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah al-Harrani rahimahullaah
menyatakan bahwa tidak mungkin mengungkap semua amalan-amalan ahli
surga dengan rinci. Namun secara global amalan ahli surga semuanya
masuk kategori ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan itu
teringkas dalam iman dan takwa, yang mencakup amal batin dan dzahir.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ وَمَنْ
يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا
خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ
“Barang
siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke
dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka
kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Dan barang siapa
yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar
ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api
neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” (QS. Al-Nisa’: 13-14)
Berikut kami paparkan beberapa amalan ahli surga yang beliau rahimahullaah sebutkan secara rinci dalam Majmu’ Fa tawanya: 2/387-388:
Amalan-amalan
ahli surga: iman kepada Allah, Para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para
rasul-Nya, dan hari akhir serta beriman kepada qadar (takdir) yang baik
maupun yang buruknya.
Amalan
ahli surga: Bersyahadat Laa Ilaaha Illallah (Tiada Tuhan yng berhak
diibadahi kecuali Allah) dan Muhammad rasulullah (Nabi Muhammad adalah
utusan Allah), mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadlan,
dan berhaji ke Baitullah. Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah
meliha-Nya, dan jika tidak bisa, maka yakinilah bahwa Dia melihatmu.
Di
antara amalan-amalan ahli surga: Berbicara jujur, menunaikan amanat,
menepati janji, birrul walidain (berbakti kepada orang tua), menyambung
hubungan kerabat, berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, orang
miskin, dan yang menjadi tanggungannya dari kalangan manusia atau
binatang.
Di
antara amalan ahli surga lainnya: Ikhlas beribadah kepada Allah,
bertawakkal kepada-Nya, cinta kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya, takut
kepada Allah dan berharap rahmat-Nya, kembali kepada-Nya, bersabar
menetapi hukum-Nya, dan menyukuri nikmat-nikmat-Nya.
Di antara amalan ahli surga: Suka membaca Al-Qur’an, berdzikir kepada Allah, berdoa kepada-Nya, meminta dan berharap kepada-Nya.
Di
antara ahli surga: Beramar ma’aruf (menyuruh orang berbuat kebaikan),
bernahi munkar (melarang orang dari berbuat buruk), berjihad di jalan
Allah dalam memerangi orang kafir munafikin.
Di
antara amalan ahli surga: Adil dalam semua urusannya, adil terhadap
semua makhluk sampai terhadap orang kafir, dan amalan-amalan yan serupa.
Di
antara amalan ahli surga: Menyambung tali persaudaraan terhadap orang
yang memutuskannya, memberi kepada orang yang pelit kepadamu, memaafkan
orang yang menzalimimu, karena Allah menyediakan surga bagi orang-orang
bertakwa, yaitu orang-orang yang tetap berinfak dalam kondisi lapang
maupun sempit, menahan amarah, memaafkan manusia, dan Allah menyukai
orang-orang yang senantiasa berbuat baik. Wallahu’ Ta’ala a’lam.
[PurWD/voa-islam.com]
0 komentar:
Posting Komentar